SIMPING KAUM "MA' ANI"

Simping Kaum dari Purwakarta.

Purwakarta (tahun lalu)- Sepekan menjelang Lebaran, sebagian besar umat Islam di Purwakarta, Jawa Barat, sudah menyiapkan aneka kue untuk disuguhkan kepada para tamu pada saat merayakan hari raya Idul Fitri nanti.

Selain kue kaleng, warga di Purwakarta, rupanya gemar menyediakan atau membawakan oleh-oleh makanan khas Simping Kaum kepada kerabat maupun sanak keluarga di luar kota ketika mereka mudik.

Makanya, produsen oleh-oleh yang berbentuk bundar tipis di wilayah Kaum - sekitar alun-alun kota Purwakarta (Jawa Barat)- ini kebanjiran pesanan selama Ramadhan.
"Di hari biasa, stok produksi satu hari (setara 180-250 kemasan plastik) baru habis 2-3 hari, sekarang habis dalam waktu sehari," ungkap IIS MARYANI,SE, Pengelola usaha Simping Ma'Ani, kepada saya sebagai langganan , Sabtu sore itu..
Awal Ramadan, IIS MARYANI melayani pesanan dari Purwakarta, maupun luar Purwakarta seperti Bandung, Bekasi, dan Jakarta. "Sampai sekarang ini masih ngantri, ada juga yang sudah dipesan, tapi belum diambil," ujar Iis sambil menunjuk tumpukan-tumpukan pesanan simping kemasan kaleng di toko/warung(sekaligus rumahnya).


Simping kaum yang dirintis pasangan H. Sarjib dan Hj.Ani (sudah meninggal) pada tahun 1965 ini terbilang legendaris. Karena tak heran, bila banyak orang-orang yang penasaran dan berusaha memburu simping "Ma'Ani". Malahan, kata Iis, pernah ada, pemesan dari Bandung yang rela minta dijemput ke tokonya demi mendapat Simping Ma'Ani.
Maklum, Iis ini tidak menerima pesanan yang diantar dengan paket. Begitu pun dengan sistem pemasarannya.

Produk buatannya tidak dipasok ke toko oleh-oleh di Purwakarta. "Yang mau, ya harus datang ke sini," ucapnya.
"Kalau ditanya kenapa suka simping "Ma'Ani", katanya enak, terus mereka kalau beli ya ke sini, " kata H. Busrol, penggemar simping "Ma' Ani" beralamat: di Jalan Baing Marzuki No. 8 rt.07. rw.02, Kelurahan Cipaisan ,Purwakarta, tersebut.

"Simpingnya itu nggak terlalu tipis, yang lain kadang suka tipis. Paling suka rasa keju. Kejunya juga kerasa banget. Kalau (merek) lain nggak begitu kerasa," tambahnya.

Kue simping adalah kue yang berbahan racikan dari tepung tapioka dan santan yang dipanggang, Renyahnya kue ini membuat orang ketagihan untuk terus mengemil. Kue simping ada dua macam. Simping asin, dan manis.
Namun, kini yang paling banyak diminati adalah simping rasa kencur dan keju. Simpin kencur baru muncul sekitar 1976-an. "Setelah itu baru muncul simping aneka rasa, seperti nangka, keju, bawang, dan cabai," tutur Iis. Pada tahun 1990-an, muncul simping udang dan susu, dan tahun 2000 hadir simping rasa strawberi, pandan, dan pisang.


Kue Simping ini tidak menggunakan menyedap rasa, rasa gurih yang khas didapat dari air santan pilihan dengan olahan turun temurun tanpa bahan pengawet tambahan.

Harga simping pada Lebaran tahun ini dipatok Rp 5.000 bungkus/per plastik. Untuk ukuran besar atau satu blek/kaleng dihargai sekitar Rp 90.000 per blek.
Satu kaleng setara dengan 18 bungkus simping dalam kemasan plastik. Biasanya yang pesan dalam partai besar adalah para pegawai untuk dibawa mudik sebagai oleh-oleh.
Selain tersedia simping dari tapioka, penjual juga menyediakan simping dari ketan dengan pilihan-pilihan rasa, seperti rasa kencur, cabai, dan keju. Harganya sama, Rp 5.000 per bungkus. Dibandingkan dengan simping tapioka, simping ketan lebih padat. Ukurannya pun lebih kecil.

Ada juga kue gapit jahe, wijen, dan kue Semprong. Keaneka ragaman kue-kue khas ini lahir di Kota Purwakarta.

Mau mencoba simping kaum ?


ps; karena banyak permintaan: Kami akan mencoba untuk memasarkan via Internet